Berbicara perihal semesta
“Semesta sangat tidak tertebak,” ujarmu, tentu aku mengangguk tanda setuju.
Semesta itu penuh kejutan. Aku percaya akan ada waktu di mana aku dibuat membisu kala datangnya momentum yang tak pernah diduga satu pun individu.
Semesta itu tidak baik, namun tidak sepenuhnya jahat. Mungkin kita terlalu sering ditipu olehnya, tetapi tidak memungkiri ada suatu saat di mana semesta membuat seseorang percaya bahwa ia berada di sisi sang Dewi Fortuna.
Semesta juga indah, yang rasanya tak nyata. Hamparan hijau beratapkan langit biru. Pendar mentari dan rembulan yang menyinari bumi dua empat per tujuh. Menyimpan seribu satu renjana hingga candala. Kita dibawa pergi mempelajari satu demi satu dari sekian banyak rahasia miliknya, tentu dengan izinnya.
Semesta itu bagai sebuah buku yang penuh dengan teka-teki di tiap lembarnya. Pesan-pesannya tersirat, dan ia tak pernah lupa menyisipkan sepenggal amanat, dengan harap menjadi berkat untuk mereka yang selalu mendamba kuat.
Maka dari itu, engkau adalah semesta.
Engkau adalah semesta yang penuh dengan tanda tanya, tipu daya yang tak pernah terlintas di dalam kepala. Tatkala rupa yang terkunci di dalam gelap menguak jati dirinya.
Engkau adalah semesta berisi hingar bingar yang bersemayam di dalam jiwa yang lapang dan tak pernah tenang. Cukup luas untuk menadahi kedamaian hati yang menyaru dengan intensi keji.
Engkau adalah semesta dengan rupa yang tak pernah gagal memanjakan mata. Manik kuning dengan kilauan yang aku harap takkan pernah redup. Senyum yang tak lupa untuk disanjung setiap makhluk hidup. Surai lazuardi yang membuat langit biru terpikat dan jatuh cinta. Parasmu dipahat sempurna dengan hati-hati dan penuh rasa sang maha kuasa.
Engkau adalah semesta yang membuat orang-orang bersorak meminta jawaban. Jawaban atas semua yang tak kita tahu. Jawaban atas semua pertanyaan yang aku pikir tak akan pernah kutemukan akhirnya.
Jika seseorang bertanya perihal pria tinggi bernama ◼️◼️◼️ tentu akan aku jawab, aku tahu dia. Tetapi hanya sekedar tahu tanggal lahir dan minuman kesukaannya, aku tak pernah tahu apa yang ia pikirkan. Apa yang membuatnya terjaga di jam 3 pagi. Atau apa yang membuatnya tak pernah berhenti untuk terus menari. Seolah-olah panggung pentas seni adalah tempatnya untuk selalu kembali.
Engkau adalah semesta, ◼️◼️◼️.